Pedih Beradu
Diam merasuk
Syahdu
Sunyi membelenggu
Bisu
Isyarat terpaku
Gagu
Wajah putih termangu
Tatap menerawang sayu
Rabun membungkus kalbu
Desah angin menyalak saru
Hawa malam menghempas memburu
Maklumatkan sabda baginda ratu:
“Sahayaku, tibalah masamu!”
Di sini di perhentian hati antara hidup dan mati
Kucoba mengais asa – harap tersisa serpihan rasa
dalam memori yang kian menjelaga
tak jua ada....
Tundukku dalam kelu membiru
Basah peraduan meresapi pedihku
Biola tak berdawai mengiring denting sunyi
pagi hingga pagi lagi....
puisi by:Yuli Budiyani
No comments:
Post a Comment